Selasa, 23 Juli 2013

CARA BETERNAK BELUT SEBAGAI USAHA SAMPINGAN.

Beternak Belut atau Budidaya Belut merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi atas daging belut yang enak dan bergizi karena terbatasnya belut yang hidup secara alami di alam liar. Kali ini saya akan berbagi informasi tentang bagaimana cara Beternak Belut atau Budidaya Belut sebagai salah satu alternatif usaha sampingan.
Berternak Belut atau Budidaya Belut
Belut Hasil Budidaya yang dijual dipingir jalan Raja Desa Bulukarto Kabupaten Pringsewu – Lampung

Keuntungan Budidaya Belut

Bisnis Beternak Belut atau Budidaya Belut bisa dilakukan sebagai usaha sampingan yang menawarkan keuntungan yang cukup menjanjikan, belut juga dipasarkan ekspor ke beberapa negara. Dengan menekuni bisnis Beternak Belut atau Budidaya Belut banyak pemula yang belum mengetahui seluk beluk teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut sehingga kurang memberikan hasil yang memuaskan.

Kendala Budidaya Belut

Ada beberapa kendala kasus yang sering ditemui dalam melakukan Beternak Belut atau Budidaya Belut, diantaranya permasalahan tersebut misalnya adalah belut tidak bisa besar, belut banyak yang mati dan lain-lain. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, perlu pengetahuan teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut yang cukup.

Media Budidaya Belut

Media pemeliharaan untuk Beternak Belut atau Budidaya Belut bisa berupa kolam semen, kolam terpal dan bahkan drum bekas yang penting belut tidak lari keluar media. Ukuran kolam juga disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan tentunya ini berkaitan pula dengan bibit belut yang akan di tebar. Selain itu kolam untuk Beternak Belut atau Budidaya Belut diupayakan menyerupai habitat aslinya, untuk membuat demikian media pada kolam diisi dengan tanah sawah atau lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos atau sekam/gabah padi yang sudah dibusukan, bisa juga dengan jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk orea dan pupuk NPK.
Penempatan media tersebut di atas dilakukan dengan perbandingan:
  1. Lapisan pertama paling bawah jerami padi dengan tinggi/tebal 5 cm, ditaburkan secara merata pupuk orea 5 kg dan pupuk NPK 5 kg, untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm, apabila kolam nya lebih besar atau lebih kecil ukuran nya dari ukuran ini perbandingan pupuk di atas bisa menjadi acuan.
  2. Lapisan kedua tanah atau lumpur setinggi 5 cm.
  3. Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm.
  4. Lapisan keempat pupuk kompos setinggi 5 cm, untuk lapisan keempat tanah atau lumpur  tinggi 5 cm.
  5. Lapisan kelima adalah lumpur cincangan batang pisang setinggi 10 cm.
  6. Lapisan keenam adalah tanah  lumpur setinggi 10 cm.
  7. Lapisan ketujuh adalah air setinggi 10 cm dan di atas air ditanami secara merata tumbuhan enceng gondok sampai menutupi 3/4 permukaan kolam.
Setelah semua media terisi didalam  kolam diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 minggu agar seluruh media mengalami fermentasi dan setelah 2 minggu selesai proses fermentasi nya maka, benih atau bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut.

Memilih Bibit Belut

Selanjutnya untuk mengoptimalkan hasil panen Beternak Belut atau Budidaya Belut diperlukan teknik pemeliharaan bibit yang baik dan tepat sehingga memperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan up normal. Benih belut yang dipilih harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
  • Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus yaitu tidak ada luka bekas gigitan
  • Gerakan tubuh lincah dan agresif
  • Penampilannya sehat yang di ciri kan dari tubuhnya yang keras tidak lemas jika dipegang
  • Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan dan usianya sekitar 2 bulan atau 4 bulan.

Fakta seputar kehidupan belut.

Belut mempunyai kelamin ganda pada kehidupannya, belut menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina, sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan dan karena sifat-sifat belut serupa itu, maka pada belut bisa mengalami masa kosong kelamin atau disebut banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri.

Makanan Belut :

Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air seperti serangga, siput, dan juga cacing anak katak serta anak ikan. Jadi belut tergolong hewan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain. Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain protozoa atau hewan bersel satu, microcrustacean atau udang-udangan renik, invertebrata, microscopic atau hewan-hewan tak bertulang belakang yang keci-kecil sedangkan belut yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing, siput, berudu kodok dan benih-benih ikan yang masih lemah.
Karena belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut mencari makanan. Untuk itu belut menyergap mangsanya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini dibuat dengan menggali lumpur baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang penyergap ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan bentuk lubang mula-mula tegak kebawah lalu membengkok dan mendatar.

Pemanenan Budidaya Belut

Untuk memanen belut diperlukan ketepatan waktu panen diperlukan wadah penampung juga perlu disiapkan untuk membawa belut hasil panen dilokasi penjualan. Belut siap panen untuk kebutuhan pasar lokal dari mulai penaburan benih sampai pemanenan minimal 3 bulan dengan jumlah per kg sekitar 20-30 ekor. Untuk pemenuhan kebutuhan pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 8 bulan dengan jumlah per kg nya dibawah 7 ekor.
Itulah berbagai tahapan dan teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut sebagai usaha sampingan, saya berharap informasi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta bahan referensi jika anda ingin mencoba usaha baru.


Sumber http://panduanusaha.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar