Kamis, 22 Mei 2014

Jenis Jenis Murai Batu

Murai Batu merupakan salah satu jenis burung peliharaan paling populer di Indonesia. Namun tahukah anda jika burung murai batu ternyata ada banyak jenisnya??? Nah, berikut ini adalah jenis-jenis burung murai batu yang kami rangkum dari berbagai sumber :

1. Murai Batu Medan
Foto Murai Batu Medan
Disebut-sebut sebagai spesies Murai Batu yang memiliki kicau paling baik dibandingkan dengan jenis murai batu lainnya. Memiliki badan yang cenderung lebih besar dan atletis dengan ekornya yang panjang (sekitar 27 – 30 cm). Disebut Murai Batu Medan dikarenakan banyaknya murai batu jenis ini yang diperdagangkan di Medan. Sebenarnya burung jenis ini tersebar di daerah Bukit Lawang, Bohorok, kaki Gunung Leuser wilayah Sumatra Utara.

2. Murai Batu Nias
foto burung murai batu nias
Dikatakan bahwa burung murai batu jenis ini memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan murai batu jenis lainnya. Hal ini dibuktikan dengan kecepatannya dalam menirukan suara-suara di sekitarnya yang lebih cepat dibandingkan dengan murai batu jenis lainnya  Kelebihan lainnya adalah, burung ini tidak gampang stress saat dipindahkandangkan atau dibawa bepergian. Ciri khas Murai Batu Niasadalah seluruh ekornya berwarna hitam polos.

3. Murai Batu Lampung
Foto burunga Murai Batu Lampung
Memiliki ekor yang tidak terlalu panjang (sekitar 15-20 cm). Konon saat ini populasi mereka di alam liar terancam punah, sehingga harga mereka pun semakin mahal dipasaran. Daerah penyebaran mereka adalah di sekitar Krakatau.

4. Murai Batu Jambi
Foto Murai Batu Jambi
Memiliki penampilan yang bisa dibilang sangat mirip dengan Murai Batu Lampung, hanya saja biasanya Murai jambi memiliki badan yang lebih kecil , ekor lurus yang tertata dan rapi. Daerah Penyebarannya adalah di daerah Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Jambi.

5. Murai Batu Aceh
Foto Murai Batu Aceh
Sebenarnya burung ini sudah resmi masuk kedalam daftar satwa yang dilindungi. Namun ternyata masih ada yang memperjualbelikannya. Murai Batu jenis ini terkenal akan kecantikannya, terutama pada ekornya yang lebih panjang dan berwarna dua lapis. Harga Murai Batu Aceh terbilang fantastis. Burung yang masih muda saja dijual dengan harga 1 jutaan. Sementara yang sudah dewasa harganya bisa mencapai 5 jutaan. Habitat asli murai batu aceh adalah di kaki Gunung Leuser.

6. Murai Batu Jawa (Larwo)
Foto Murai Batu Jawa
Dulu Larwo sempat begitu populer di Jawa sebelum Murai Batu Sumatera dan Kalimantan masuk ke Pulau Jawa. Banyak yang bilang bahwa Larwo tidaklah termasuk jenis Murai batu, tetapi pada kenyataannya burung ini masih masuk dalam keluarga Copsychus, yang berarti masih termasuk keluarga Murai Batu.
Sepintas tidak ada perbedaan yang mencolok dengan jenis Murai Batu lainnya, tetapi jika diamati lebih teliti, ukuran tubuh Larwo cenderung lebih kecil dari Murai Batu Sumatera. Saat ini populasi Murai Batu Jawa tergolong Langka.

6. Murai Batu Borneo
Foto Murai Batu Borneo
Sebenarnya banyak jenis dari Murai Batu Borneo, tetapi yang umum dikenal adalah Murai Batu Banjar, Murai Batu Palangka, dan Murai Batu Mahkota. Ketiganya memiliki daerah penyebaran yang berbeda-beda yaitu ;
  • Murai Batu Palangka yang oleh kicau mania di Kalimantan sering juga disebut Murai Kalteng habitatnya tersebar di wilayah Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Barat.
  • Murai Batu Banjar dapat ditemui di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
  • Murai Batu Mahkota (white crowned shama) tersebar dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan bagian Utara (Malaysia).
Catatan : Sebenarnya begitu susah membedakan satu jenis Murai Batu dengan jenis Murai Batu lainnya hanya dari melihat penampilannya saja. Karena memang semuanya memiliki penampilan yang hampir mirip.



Sumber : http://burungue.blogspot.com/

Senin, 12 Mei 2014

SEKILAS TENTANG BURUNG BEO NIAS


SEKILAS TENTANG BURUNG BEO NIAS

Beo nias merupakan salah satu subspesies (anak jenis) burung beo yang hanya terdapat (endemik) di pulau Nias, Sumatera Utara. Beo nias yang mempunyai ukuran paling besar dibandingkan subspesies beo lainnya paling populer dan banyak diminati oleh para penggemar burung beo lantaran kepandaiannya dalam menirukan berbagai macam suara termasuk ucapan manusia. Sayang, beo nias yang endemik Sumatera Utara ini semakin hari semakin langka. 

Subspesies beo yang mempunyai nama latin Gracula religiosa robusta ini sering disebut juga sebagai Ciongatau Tiong. Dalam bahasa Inggris, burung endemik ini biasa disebut Common Hill Myna.

Ciri dan Tingkah Laku Beo Nias. 
Beo nias (Gracula religiosa robusta) termasuk burung berukuran sedang dengan panjang tubuh sekitar 40 cm. Ukuran beo nias lebih besar dari pada jenis beo lainnya.

Kepala burung beo nias
Bagian kepala burung beo nias berbulu pendek. Sepanjang cuping telinga beo nias menyatu di belakang kepala yang bentuknya menggelambir ke arah leher. Gelambir cuping telinga ini berwarna kuning mencolok.

Di bagian kepala beo nias juga terdapat sepasang pial yang berwarna kuning dan terdapat di sisi kepala. Iris mata burung endemik ini berwarna coklat gelap. Paruhnya runcing berwarna kuning agak oranye. Hampir seluruh badan beo nias tertutup bulu yang berwarna hitam pekat, kecuali pada bagian sayap yang berbulu putih. Kaki burung endemik nias ini berwarna kuning dengan jari-jari berjumlah empat. Tiga jari di antaranya menghadap ke depan, sedangkan sisanya menghadap ke belakang.


Beo nias (Gracula religiosa robusta) hidup secara berpasangan atau berkelompok. Burung pengicau endemik pulau Nias ini biasa bersarang dengan membuat lubang pada batang pohon yang tinggi dan tegak. Burung beo nias adalah pemakan buah-buahan dan sesekali memakan serangga.

Ciri yang membedakan burung beo nias dengan jenis beo lainnya adalah ukuran tubuhnya yang lebih besar serta sepasang gelambir cuping telinga berwarna kuning pada Beo Nias yang menyatu sedangkan beo biasa terpisah.

Habitat dan Persebaran
Burung beo nias (Gracula religiosa robusta) merupakan satwa endemik Sumatera Utara yang hanya bisa dijumpai di Pulau Nias dan sekitarnya seperti Pulau Babi, Pulau Tuangku, Pulau Simo dan Pulau Bangkaru.

Burung beo nias (Gracula religiosa robusta) endemik Sumatera Utara. Burung beo nias menyukai hutan yang dekat perkampungan atau tempat terbuka pada daerah dataran rendah hingga ketinggian 1000 meter dpl. sebagai habitatnya.

Populasi dan Konservasi
Populasi burung endemik yang menjadi fauna identitas Sumatera Utara ini hingga sekarang tidak diketahu dengan pasti. Namun yang pasti semakin hari burung pengicau ini semakin sulit ditemukan di alam liar. Bahkan IPB bersama Kementerian Kehutanan yang pernah melakukan penelitian dari 1996-1997 hanya bisa menemukan 7 ekor burung beo nias saja.

Secara umum spesies beo didaftar sebagai Least Concern dalam IUCN Redlist dan dimasukkan dalam CITES Apendiks II, namun populasi beo nias yang trerdapat di alam liar semakin langka.

Di Indonesia, beo nias menjadi salah satu satwa yang dilindungi bahkan oleh pemerintah kolonial Belanda sekalipun. Berbagai peraturan perundangan yang menyertakan beo nias dalam daftar satwa yang dilindungi dari kepunahan antara lain Peraturan Perlindungan Binatang Liar Tahun 1931, Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 421/Kpts/Um/8/1970, Undang-undang No. 5 Tahun 1990, dan Peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1999.


Semoga saja beo nias, Sang Peniru yang ulung ini masih mendapat perhatian dari kita semua untuk bisa bertahan di alam liar dan janganlah tergantikan oleh manusia-manusia yang suka membeo.



Sumber : http://beoburung.blogspot.com/